Minggu, 16 Desember 2007

Fenomena Santet Dalam Kehidupan


Fenomena Santet Dalam Kehidupan
Kategori : Ilmu Gaib


Santet tidak hanya dikenal di Jawa (Jawa Barat disebut teluh ganggaong atau sogra), melainkan hadir juga di berbagai daerah lain dengan beragam nama. Di Bali terkenal dengan desti, leak, atau teluh terangjana, di Maluku dan Papua dengan suangi, di Sumatra Utara begu ganjang, di Sumatra Barat puntianak, dan masih banyak yang lain lagi.

Di Afrika dikenal voodoo. Di belahan Eropa, orang mengenal tukang sihir. Masih banyak istilah dengan teknik dan cara kerja yang sama dengan santet dipraktikkan di negara-negara lain, selain Indonesia.

Santet, menurut Prof. Dr. Th. Ronny Nitibaskara, termasuk sorcery (ilmu tenung) atau witch craft (ilmu sihir). “Keduanya masuk dalam black magic atau ilmu hitam,” kata guru besar kriminologi dari Universitas Indonesia itu.

Ilmu ini sudah digunakan sejak zaman Nabi Musa. Tentu kebanyakan dari kita tahu kisah ketika Nabi Musa ditantang oleh para tukang sihir yang dimiliki Raja Fira'un.

Walau itu atas perintah Allah, Musa melepaskan tongkat gembalanya. Jadilah tongkat itu ular besar yang mengalahkan ular-ular ciptaan para tukang sihir Fira'un.

Guru besar yang disertasinya mengenal kejahatan santet ini menyebutkan bahwa baik tenung maupun sihir dikatakan ilmu hitam karena tujuan penggunaannya. Mengutip pendapat sosiolog asal Inggris, Raymond Firth, Prof. Ronny menyebutkan bahwa santet adalah tindakan yang merusak kesejahteraan orang lain dengan motif balas dendam atau sakit hati. Tindakan ini mengakibatkan sakit, kematian, dan berbagai bentuk penderitaan lain.

“Jadi tindakan ini dalam kaidah agama mana pun dianggap sebagai sebuah kejahatan. Demikian juga dalam kaidah hukum modern," ungkap Ronny.

Kejahatan metafisis ini dikirim oleh pelakunya dalam bentuk apa pun. Mulai dari benda mati seperti tanah, paku, besi berkarat, jarum bahkan juga binatang entah itu kalajengking, ular juga kelelawar.

Yang paling canggih, menurut Permadi, SH, anggota DPR RI yang juga dikenal aktif di bidang parapsikologi, santet bisa berupa penyakit modern yang ada sekarang ini, misalnya berupa kanker, pembengkakan kelenjar tiroid dan lain lain.

“Semua itu tergantung kepintaran sang dukun. Karena itu, dukun santet juga beragam tingkat ilmunya. Anggap saja ada yang masih SD, SMP, SMU, bahkan ada yang tingkat profesor untuk menggambarkan bahwa dukun itu sangat pintar,” papar Permadi.

Menurut Prof Ronny pengiriman santet bisa dengan cara imitative magic, misalnya membuat boneka kemudian menusuk boneka dengan jarum, atau menggunakan media foto yang kemudian dibakar.

Bisa juga dengan cara contagious magic atau menggunakan benda-benda yang digunakan orang yang hendak dikirimi santet seperti pakaian, rambut dan sebagainya.

Menurut Permadi santet bisa dijelaskan dengan teori bahwa benda dengan molekul padat seperti paku atau berbagai hal lain bisa diubah menjadi bentuk energi yang tidak kelihatan (dematerialisasi) untuk kemudian diubah lagi menjadi benda padat setelah terkirim atau sampai pada seseorang yang dituju. "Semua itu berkat kekuatan mind atau pikiran," ujar Permadi.

Mirip dengan Permadi seorang ahli radiesthesi, Romo Handoyo Lukman, menyebutkan bahwa santet tak lebih dari induksi negatif yang ditujukan untuk mencelakakan orang lain atau merupakan energi alam yang dipermainkan secara tidak wajar.

Proses penyantetan, menurut Romo Lukman merupakan hal yang dapat dijelaskan secara ilmiah dengan 'teori elektrodinamika'.
Orang-orang tertentu, menurut Lukman, memiliki kemampuan mengubah materi menjadi energi. Dengan kemampuan itu juga energi dikirimkan ke tubuh korban lewat proses elektrodinamika.

Karena pada dasarnya tubuh manusia mengandung muatan listrik, korban yang tidak kuat menahan kiriman energi yang mengenai tubuhnya akan menjadi sakit. Namun, banyak juga yang berpendapat, salah satunya Prof. Tubagus Yuhyi, bahwa santet bisa terjadi akibat bantuan jin atau makhluk halus.

Prof. Yuhyi, salah satu dewan guru Persatuan Pendekar Persilatan dan Seni Budaya Banten menekankan bahwa siapa pun bisa kena santet, mulai dari bayi sampai orangtua.

Sumber : kompas.com

Zaki...

Lihatlah aku....!!!
Betapa cantiknya aku...!

Bercahaya laksana bintang...
Tersenyum laksana matahari...yang menyinari setiap hati...

Aku adalah pangeran kecil...
yang harumnya sangat mewangi...

Jumat, 14 Desember 2007

Hakekat Hidup

Hidup pada hakekatnya adalah menunggu kematian dan mengukur derajat kita di akhirat, apakah kita termasuk orang yang beruntung ataukah orang yang rugi.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

>"Sungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan (bencana, membunuh, menyiksa) kepada orang mukmin laki-laki dan perempuan lalu mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat azab Jahanam dan mereka akan mendapat azab (neraka) yang membakar."
(Qs. Al-Buruj 85:10)

Tenzing Norgay

Contoh seseorang yang mempunyai kepribadian terhormat tapi tidak gila hormat,

adakah orang yang mau meniru kepribadian seperti yang dimiliki Tenzing Norgay?


Tenzing Norgay?.....apaan sih.....atau...siapa sih.... (fotonya yang sebelah kanan)

Tenzing Norgay adalah nama orang, mungkin buat kebanyakan dari kita akan mengatakan nama yang aneh.....dari negara mana nama tersebut berasal?.....

Mungkin Anda pernah membaca atau mendengar namanya...mungkin juga belum...bagaimana kalau saya sebutkan nama Sir Edmund Hillary...ya kalau yang ini sih saya sering dengar atau pernah baca biografinya atau pernah mendapatkan kisah hidupnya dalam sebuah artikel atau sewaktu mengikuti seminar. Ya, Sir Edmund Hillary adalah orang pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi dunia Puncak Gunung Everest. Tetapi saat ini bukan Sir Edmund
Hillary yang akan kita bahas, tetapi Tenzing Norgay.

Tenzing Norgay seorang penduduk asli Nepal yang bertugas sebagai pemandu bagi para pendaki gunung yang berniat untuk mendaki gunung Everest. Tenzing Norgay menjadi pemandu (orang nepal menyebutnya Sherpa) bagi Sir Edmund Hillary. Pada tanggal 29 Mei 1953 jam 11.30, Tenzing Norgay bersama dengan Sir Edmund Hillary berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi Everest pada ketinggian 29,028 kaki diatas permukaan laut dan menjadi orang pertama didunia yang kemudian menjadi inspirasi dan penyemangat bagi ratusan pendaki berikutnya untuk mengikuti prestasi mereka. Pada rentang waktu tahun 1920 sampai dengan tahun 1952, tujuh tim ekspedisi yang berusaha menaklukkan Everest mengalami kegagalan.

Keberhasilan Sir Edmund Hillary pada saat itu sangat fenomenal mengingat baru berakhirnya Perang Dunia II dan menjadi semacam inspirator untuk mengembalikan kepercayaan diri bagi seluruh bangsa di dunia. Karena keberhasilannya, Sir Edmund Hillary mendapatkan gelar kebangsawanan dari Ratu Inggris yang baru saja dilantik saat itu Ratu Elizabeth II dan menjadi orang yang paling dikenal di seluruh dunia.

Tetapi dibalik keberhasilan itu Tenzing Norgay memiliki peran yang sangat besar, mengapa Tenzing Norgay tidak menjadi terkenal dan mendapatkan semua yang didapatkan oleh Sir Edmund Hillary padahal ia adalah sang pemandu yang membantu dan mengantarkannya mencapai Puncuk Mount Everest? Seharusnya bisa saja ia lah orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Mount Everest bukan Sir Edmund Hillary.

Sesaat setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay kembali dari puncak Mount Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya:

Reporter : Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?

Tenzing Norgay : Sangat senang sekali

Reporter : Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest ?

Tenzing Norgay : Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia....

Reporter : Mengapa Anda lakukan itu???

Tenzing Norgay : Karena itulah IMPIAN Edmund Hillary, bukan impian saya.....impian saya hanyalah berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih IMPIAN nya.

Ya, itulah sekelumit kisah tentang seorang pemandu pendaki bernama Tenzing Norgay. Ia tidak menjadi serakah, ataupun iri dengan keberhasilan, nama besar dan semua penghargaan yang diperoleh Sir Edmund Hillary. Ia cukup bangga dapat membantu orang lain mencapai & mewujudkan IMPIAN nya.

Dalam kehidupan sehari-hari atau dalam dunia kerja kita secara pribadi terbiasa atau terkondisikan untuk fokus kepada diri kita sendiri, siapa yang mendapat nama, apa yang kita dapatkan, bonus, penghargaan, insentif dan sebagainya. Sebagai renungan "Bisakah kita menjadi seperti Tenzing Norgay?" .....sebenarnya bukan Bisa atau Tidak...tapi MAU atau TIDAK!

ps. konon foto di atas adalah foto satu-satunya yang diambil oleh sang reporter.

Bagaimana menurut Anda?